Psikologi
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu
pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari
mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah[1]. Para praktisi dalam bidang psikologi
disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari
peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga
mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
- 1 Etimologi
- 2 Sejarah
- 3 Metode
- 4 Metode Psikologi Perkembangan
- 5 Fungsi psikologi sebagai ilmu
- 5.1 Pendekatan perilaku
- 5.2 Pendekatan kognitif
- 5.3 Pendekatan psikoanalisa
- 5.4 Pendekatan fenomenologi
- 6 Kajian
- 7 Wilayah terapan
- 7.1 Psikologi pendidikan
- 7.2 Psikologi industri dan organisasi
- 7.3 Psikologi kerekayasaan
- 7.4 Psikologi klinis
- 8 Kritik
- 9 Referensi
Etimologi
Menurut asal katanya, psikologi
berasal dari bahasa Yunani Kuno:
"ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia
yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu
yang mempelajari tentang jiwa.
Sejarah
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan,
psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri
jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi
memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai
sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu
jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang
ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah
unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi
sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk
pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi
sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan
dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena
kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta
sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem
Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879
Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of
Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium
ini, maka metode ilmiah untuk
lebih memahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu
memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi
untuk menjadi ilmu pengetahuan,
sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal
berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Metode
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai
berikut :
- Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai
eksperimen.[3] Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya
terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada
sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering
melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat
subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode
instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada
instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang
dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka
hasil yang didapatkan akan lebih objektif[2]. Metode penelitian umumnya dimulai
dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan, percabangan dari teori, diuraikan
dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan[4]
- Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang
ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara
spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang
lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba
ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak
yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
- Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang
penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari
cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia
bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik
sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.[3] Dalam metode ini orang menguraikan
tentang keadaaan, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang
bersangkutan [2]. Pada metode ini disamping mempunyai
keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat
subjektif [2]. Sejarah kehidupan dapat disusun
melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan rekonstruksi biografi[5]
- Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang
diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri,
pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga
orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik
angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara
penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket [2] yaitu:
- Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
- interviwer(penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
- Terdapat interaksi langsung berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.
ada beberapa teknik wawancara yaitu:
wawancara bebas, wawancara terarah, wawancara terbuka dan wawancara tertutup[6]
- Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua
pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan
orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu
menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk
mengetahui hal-hal yang diselidiki. Angket ini juga terdapat keuntungan dan
kelemahannya.[6]
- Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan
psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik
tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah
terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui
taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur
kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.[3] Metode pemeriksaan psikologis lain yang
bersifat individual adalah tes proyektif kepribadian yakni seseorang
diperlihatkan stimuli ambigu dan ia diminta untuk menceritakannya[6]
- Metode Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti
gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena
karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang [2].
- Metode Statistik
Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi
dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah
didapat [2].
Metode
Psikologi Perkembangan
Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode,
yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang
dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari
pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan
perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan
berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan.[7] Sedangkan pada metode khusus merupakan
suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan
yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan
eksperimen dan pengamatan.[7]
Psikologi
kontemporer
Diawali pada abad ke 19, di mana
saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin
abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan
psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir,
merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa
subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer,
dan sebagainya.
Psikologi Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai
bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi
ide yaitu bahwa ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan
prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi
sebagai ilmu yaitu:
- Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
- Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
- Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
Pendekatan
perilaku
Pendekatan perilaku, pada dasarnya
tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat
digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti
tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.
Pendekatan
kognitif
Pendekatan kognitif
menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, di mana individu (organisme) aktif dalam menangkap,
menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.
Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan
reaksi atas stimulus yang datang.
Pendekatan
psikoanalisa
pendekatan Psikoanalisa yang
dikembangkan oleh Sigmund Freud
Semenjak tahun 1890an sampai
kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi
yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran
didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta
terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan
gangguan psikis lainnya. Sigmund Freud
meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam
bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang
tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan.
Teori tentang Psikoanalisa selain
sangat terkenal, juga sangat kontroversial. Hal ini terutama dikarenakan
teorinya menyinggung topik-topik seperti seksualitas dan alam bawah sadar. Topik-topik
tersebut masih dianggap sangat tabu pada masa itu, dan Freud memberikan katalis
untuk mendiskusikan topik tersebut secara terbuka di masyarakat beradab. Selain
itu banyak pula orang yang menolak teorinya yang dianggap merendahkan martabat
manusia.
Pendekatan
fenomenologi
Pendekatan fenomenologi
ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif
individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu
terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala
hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah
laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
Kajian
Psikologi adalah ilmu yang luas dan
ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya
adalah:
Psikologi
perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang
mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku
seseorang sejak lahir sampai lanjut
usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar
perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi
kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
Psikologi
sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang
lingkup, yaitu :
·
studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya :
studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
·
studi tentang proses-proses
individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial, perilaku
meniru dan lain-lain
·
studi tentang interaksi kelompok,
misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama
dalam kelompok, dan persaingan.
Psikologi
kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat
dengan psikologi perkembangan
dan psikologi sosial,
karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan
individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam
berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Psikologi
kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang
mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.
Wilayah
terapan
Wilayah terapan psikologi adalah
wilayah-wilayah di mana kajian
psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu,
misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD
sebuah perusahaan, atau sebaliknya.
Psikologi
pendidikan
Psikologi pendidikan berusaha
menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan
untuk membentuk mind set anak
Psikologi
industri dan organisasi
Psikologi industri
memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi
organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan
anggota-anggotanya
Psikologi
kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan
dengan interaksi antara manusia dan mesin
untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human
error)
Psikologi
klinis
Adalah bidang studi psikologi dan
juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan
psikologis individu ke ambang normal.
Kritik
Berdasarkan pengertian di atas kita
diharuskan mengetahui perbedaan budaya kita dengan budaya pada
saat psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan. Apakah kajian ilmu tersebut
sesuai dengan kebudayaan kita ataukah ada berbedaan di dalamnya. Misalkan,
ketika kita adalah suku pedalaman yang masih menggunakan cara berburu dalam
kehidupan sehari-hari maka berburu bisa menjadi tolak ukur kecerdasan kita sebagai masyarakat pedalaman,
bukan dilihat dari bagaimana kecerdasan itu diukur dari bisa dan tidaknya kita
menghitung matematika, menjawab soal-soal ujian, menjawab serangkaian tes
kecerdasan dan lain-lain. Kesesuaian teori psikologi dengan kebudayaan kita
itulah yang benar-benar harus kita pahami, sehingga teori-teori tersebut adalah
teori yang benar-benar relevan dengan kebudayaan dan diri kita sebagai manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar