Senin, 05 Desember 2016

Psikologi : Otak

Bagian Otak dan Fungsinya serta contoh gangguan otak
1.Marsha Regita WEP                                  4.Johari Purba
2.Nur Chairiah Lubis                                   5.Ferry Aprianto
3.Meyfriza Syafira                                        6.Dwi Aprila



1. Otak Besar (Cerebrum)
Sesuai dengan namanya, otak besar merupakan bagian yang terbesar pada otak. Otak besar merupakan bagian yang membedakan antara otak manusia dengan otak binatang. Dengan otak besar, manusia dapat berpikir, mengendalikan pikiran, berbicara, mengingat, dan bahkan berbicara. Kecerdasan seseorang juga turut diukur berdasarkan kemampuan otak besar.
Otak besar dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang menyusunnya, yaitu :
1.      Lobus Frontal, yaitu bagian otak besar yang menduduki bagian terdepan dari sturktur otak besar. Lobus temporal memiliki hubungan dengan perilaku manusia, seperti kemampuan bergerak, kognitif, perencanaan, penyelesaian masalah, kreativitas, pusat control perasaan, seks, dan kemampuan berbahasa.
2.      Lobus Parietal, merupakan bagian otak besar yang berada di tengah. Lobus Parietal berhubungan dengan proses sensorik tubuh berupa tekanan, sentuhan, rabaan, dan lain-lain.
3.      Lobus Occipital, merupakan bagian otak besar yang berada paling belakang. Bagian otak besar ini memiliki hubungan dengan penglihatan (visual) manusia, sehingga tubuh mampu membedakan segala hal yang dilihat oleh mata.
4.      Lobus temporal, merupakan bagian otak besar yang berada di bagian samping kiri dan kanan otak. Lobus temporal berhubungan dengan suara (verbal) manusia, sehingga dengan adanya lobus temporal ini, manusia dapat berbicara serta membedakan berbagai bahasa yang digunakan. 

2. Otak Kecil (Cerebellum)
Otak kecil merupakan bagian otak yang berada di bawah lobus occipital otak besar, tepatnya di bagian belakang kepala, dan berhubungan dengan leher bagian atas. Otak kecil memiliki hubungan dengan fungsi gerakan manusia, seperti mengontrol gerakan manusia, mengontrol gerak koordinasi antar otot, mengatur keseimbangan tubuh, dan mengatur sikap dan posisi tubuh. Tanpa adanya otak kecil, maka dapat dibayangkan betapa sengsaranya hidup manusia. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga mengakibatkan seseorang tidak dapat menggunakan otot-ototnya untuk melakukan aktivitas.

3. Batang Otak (Brainsteam)
Batang otak ialah bagian otak yang tidak kalah penting dengan otak besar dan otak kecil. Batang otak berada di leher bagian atas dan memanjang hingga sampai ke sumsum tulang belakang manusia. Batang otak mengatur fungsi dasar manusia, seperti mengatur proses pernapasan, proses denyut jantung, proses kerja ginjal, dan hal lain yang vital bagi manusia. Oleh karena itu, di dalam medis dikenal dengan mati batang otak, yaitu suatu keadaan cederanya batang otak yang mengakibatkan orang tersebut mati biologis.
Batang otak terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1.      Otak Tengah (Mesencephalon), merupakan bagian batang otak yang menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Otak tengah berhubungan dengan proses penglihatan pada manusia.
2.      Medulla Oblongata, merupakan titik awal dimulainya saraf yang akan menuju ke tulang belakang sehingga seterusnya akan dilanjutkan ke seluruh tubuh. Medulla oblongata berhubungan dengan pengontrolan fungsi otomatis organ-organ pada manusia.
3.      Pons, merupakan bagian batang otak yang terletak di bawah medulla oblongata dan mengatur serta meneruskan segala informasi ke bagian otak yang lain.
4. Sistem Limbik
Sistem limbik merupakan bagian otak yang terletak di tengah-tengah otak. Komponen sistem limbik yaitu hipotalamus, thalamus, amigdala, korteks limbic, dan hippocampus.
Sistem limbik merupakan bagian otak yang berhubungan dengan alam sadar manusia. Pusat emosi, pusat data, pusat haus, pusat lapar, pusat dorongan seks, dan masih banyak lagi. Bahkan LeDoux mengistilahkan sistem limbik sebagai tempat duduk bagi segala nafsu manusia, tempat penghargaan, kejujuran, dan tempat bermuaranya cinta dan benci.
AFASIA
Merupakan sulit bicara yang biasa terjadi pascastroke biasanya membuat seseorang rendah diri dan minder bergaul. Padahal, menjalin komunikasi dengan lingkungan menjadi obat mujarab untuk penyembuhan stroke.

    Di usia yang terhitung belia, David Dow, 10, dari Madison, Ohio, Amerika Serikat, telah mengalami stroke. Stroke yang terjadi pada 1995 ini disebabkan adanya kelainan genetik langka yang

menyumbat pembuluh darahnya. Pembuluh darah akhirnya pecah dan membuat David terkena stroke.

     Melalui dua operasi, David pun bisa lolos dari serangan stroke tersebut. Namun, dia mengalami afasia atau kesulitan bicara pascastroke. Tentu saja, kondisi ini membuat David kurang percaya diri. Beruntung, ibu dan ayah tirinya sangat mendukung dan memberi semangat kepada David. Begitu juga dengan teman-teman di sekolahnya yang memberikan dukungan agar David tidak minder dengan afasia yang dialaminya.

    Keluarga Dow juga memberikan David les belajar tambahan setiap hari, kursus komputer, dan kelas seni. David juga berhasil menulis buku tentang kisahnya sebagai pasien stroke yang laris di pasaran, mendesain peralatan tulis dan kaus. Kini, David sedang menjalani kuliahnya di perguruan tinggi lokal dan bekerja paruh waktu di perusahaan ritel Abercrombie and Fitch.

    David adalah contoh pasien afasia yang berhasil bertahan hidup berkat dukungan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Tapi di luar itu, lebih banyak orang yang gagal kembali bergaul dengan lingkungan garagara dia mengalami afasia. 

    Afasia didefinisikan sebagai gangguan berbahasa yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak. Penyebab tersering adalah akibat stroke.”Tidak hanya stroke, bisa juga karena tumor otak atau perdarahan di pusat otak,” ujar spesialis saraf dari FKUI/RSCM, dr Silvia Francina Lumempouw SpS (K) ketika dihubungiSindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Psikologi Saya Kamu dan Mereka | Blogger Template by Enny Law