Pengertian
Motivasi
Istilah
motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali terjadinya
perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanaya
tujuan.
Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat
diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas
belajar.
B.
Fungsi Motivasi
Guru
bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik.
Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar
siswanya.
Secara garis besar Oemar Hamalik (1992)
menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Stategi
Menumbuhkan Motivasi Belajar
Pembelajaran
tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan
demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata
untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Ada
beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini:
1.
Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar
seharusnya terlebih dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin
besar pula motivasi dalam belajar.
2.
Hadiah. Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang
belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi.
Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbol, penghargaan, dan
benda.
3.
Saingan/Kompetisi. Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.
Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.
Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat
proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.
Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.
7.
Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8.
Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9.
Menggunakan metode bervariasi.
10.
Menggunakan media yang baik,
Macam-macam
motivasi :
1.
Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut
“motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa,
misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap
untuk berhasil, dan sebagainya.
2.
Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh
dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu.
Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak
semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini,
siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan
motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar.
Faktor-faktor ini meliputi:
a. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah
secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih
mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan
belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra
yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.
b. Kondisi psikologis, yaitu beberapa
faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah
kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
Dari
kondisi psikologis diantaranya pertamafaktor kecerdasan yang dibawa individu
mempengaruhi belajar siswa, Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan
tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya
semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka belajarnya akan
lambat dan mengalami kesulitan belajar.Kedua faktor Bakat, individu satu dengan
lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun berbeda. Bakat
merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.Ketiga faktorMinat, minat individu merupakan ketertarikan individu
terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa
lebih mudah dan cepat.Keempat faktor Motivasi, motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa
lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah ”Sesuatu yang
menyebabkan kegiatan belajar terwujud”. Motivasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi
siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru
membelajarkan siswa.Kelima faktor emosi, emosi merupakan kondisi psikologi
(ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk
belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain:
perasaan senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.Keenam faktor
kognitif, Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek
pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor
yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Faktor-faktor ini meliputi:
a.
Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar
misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang
dipakai untuk belajar seperti alat-alatpelajaran.
Dari
lingkungan alami yang dalamnya ada faktor yang mempengaruhinya dianatanya
pertama faktor Keadaan udara, keadaan udara
mempengaruhi proses belajar siswa, apabila udara terlalu lembab atau
kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di
lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih
baik.kedua waktu belajar, waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa
misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.Ketiga cuaca, cuaca yang terang benderang dengan
cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman
bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.Keempat tempat atau
gedung, Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah
yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh
dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan
lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan
sebagainya yang membahayakan keselamatansiswa.Faktor yang kelima media,
media/alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya,
program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).
b.
Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia
itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada
waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam
lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota
keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga
lainnya, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain
kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial
dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
F. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi
Wlodkowski
(dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames
(Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang
mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini, konsep diri
yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang.
Dalam
proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah
patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga
ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation)
mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Dari berbagai teori motivasi yang
berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi
yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS,
yaitu:
1.
Attention (Perhatian)
Perhatian
peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa
ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan
memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat
dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada,
kontradiktif atau kompleks.
Apabila
elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat
menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak
memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
2.
Relevance(Relevansi)
Relevansi
menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka
menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat
dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan
pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi,
motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif
value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk
berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for
power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi(needs for affiliation).
Sementara
nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut.
Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik,
seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
Sementara
nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut.
Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik,
seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
3.
Confidence (Percaya diri)
Merasa
diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara
positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa
motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.
Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau.
Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan
selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas
berikutnya.
4.
Satisfaction (Kepuasan)
Keberhasilan
dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena
mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal
dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi
peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa
pujian, pemberian kesempatan, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar